Postingan

Hadiah untuk Mama

Hadiah untuk Mama ~ Pada setiap peristiwa, semua orang pasti menginginkan yang terbaik. Mereka menginginkan apa yang akan diterimanya merupakan suatu hal yang selalu baik, walau kadang tidak sedikit juga yang menolak untuk memberi hal baik. Ketika mendapatkan sesuatu, pasti seseorang akan merasakan bahagia. Apalagi itu merupakan hal yang sangat diidamkan. Sebuah hadiah, hadiah yang sangat indah. Hadiah yang dapat mempererat ikatannya dengan Sang Pencipta. Hadiah yang mengikatnya dengan saudara sesama manusia. Siapa yang tidak menyukai sebuah hadiah? Bahkan jika itu tidak bernilai banyak sekalipun. Pasti sangat menyenangkan bila mendapat hadiah, dan salah satunya adalah hadiah sebuah anugerah kehamilan. Hadiah langsung dari Allah sekaligus menjadi amanah bagi pasangan suami-istri untuk dapat merawat dan membimbingnya menjadi hamba-Nya yang taat dan juga berbakti. Siapa yang tidak senang jika sebuah kabar yang ditunggu sejak lama, akhirnya datang jua?   *****

Tunduk

Terlihat saat ini, dunia bahkan lebih bodoh dari jaman jahiliyah. Mengapa tidak? Ada banyak hal yang ditata dengan rapi, banyak yang dirusak semaunya. Bahkan hal tersebut melebihi apa yang dilakukan orang jaman dahulu dalam satu waktu. “Jenius”, mereka yang saat ini merasa bahwa apa yang mereka lakukan adalah suatu peradaban baru adalah hal yang benar. Ya, tepat sekali. Namun sadarkah? Benar dan baik tidak selalu sama. Kita berusaha mengemukakan hal yang benar menurut pedoman cara pandang masing-masing, tetapi (mungkin) tidak pernah dirasakan apakah itu sudah termasuk hal yang baik atau tidak. Sungguh, rasanya aku hidup dalam diri yang berbeda saat ini. Hati dan pedoman yang ku imani meyakinkan ku untuk tetap berada dalam pagar aturan yang menjaga tetap pada jalan yang benar. Tetapi mata ini menangis karena harus tahu dan teradopsi pada hal-hal yang berubah saat ini. Ada apa ini? Salah satu hal yang ku tidak suka ialah seseorang yang melanggar kebaikan dalam

Di Balik Mata

Kau tahu? Mata itu tak selalu melihat yang benar-benar terjadi. Adakalanya ia benar, dan sering kali pun keliru. Mata indah seperti batu safir sekalipun tak luput dari salah. Karena apa? Semua yang hanya terlihat mata hanya penampakan yang bisa saja kau sebut kamuflase. Tidak ada yang tahu, apakah ia berbohong atau sedang baik bersandiwara. Cara Tuhan “mengajarkan” kita memenuhi kewajiban kita, bahkan tanpa mata pun pasti dapat terlaksana. Namun, nyatanya tidak semua orang mampu berjalan tanpa melihat, menilai sesuatu tanpa melihat, dan berpendapat tanpa melihat. Semua yang hanya dapat dilihat bahkan belum tentu dapat kau resapi arti yang dimilikinya. Kau tahu? Aku keliru. Bahkan diriku sendiri banyak sekali keliru dengan mata ini. Sungguh jahat! Yang terlihat justru tidak sesuai. Memaknai apapun di depan ku tidak seharusnya dengan cara yang demikian. Bahkan hatiku teriris jika sedang berkaca pada diri sendiri, apa yang telah ku lakukan? Bahkan aku tidak lebi