"Siapkah Menikah?" Part 1
Bismillaahirrahmaanirrahiim…
Assalamu’alaikum
wr wb.
Selamat
pagi para readers (karena author menyampaikan post blog ini tepat di pagi hari,
so sapaannya jadi selamat pagi biar tetap semangat J).
Alhamdulillah,
aku masih diberi kesempatan untuk dapat bisa menceritakan atau menjelaskan tentang
sesuatu yang mungkin akan/bisa bermanfaat bagi yang membacanya.
Kali
ini, author akan menyampaikan seputar “Persiapan Pernikahan” dari berbagai
sudut pandang.
(Mohon
maaf sebelumnya, karena aku seorang muslimah jadi yang akan ku jelaskan mungkin
terkait segi agamaku juga, terima kasih sudah mengerti)
“Mengapa
tentang persiapan pernikahan? Apakah author ingin menikah?”
Haha,
sebenarnya aku sudah yakin pasti ini yang akan jadi pertanyaan pertama para
readers jika membaca tulisanku yang satu ini. Namun, ya jika dipikirkan kembali
pertanyaan tersebut, aku akan kembalikan, “Siapa yang tidak ingin menikah?”.
Pasti suatu saat kita semua akan mengalami fase jatuh cinta dan menikah pada
jodoh baiknya di masa yang akan dating (jika Allah ridho akan umur panjangn dan
rezeki jodoh yang baik untuk kita).
Namun
bukan itu maksudku, tetapi karena dewasa ini semakin banyaknya pasangan yang
hendak menikah di berbagai kalangan. Saat ini, masyarakat menganggap bahwa
menikah merupakan hal yang lumrah di semua umur, bahkan di usia yang belum
matang untuk menkah.
Nah!
Ini yang membuat ku merasa butuh menulis blog post ini.
Jangan
salah kaprah dengan kata menikah. Mungkin sebagian orang merasa hal tersebut
menyenangkan. Ya, memang ku akui masa-masa pacaran setelah menikah adalah yang
diidamkan setiap muda-mudi karena merasa sudah halal. Tapi, tahukan semua hal
yang akan terjadi setelah menikah selain bunga-bunga cinta saat masa pacaran
pasca menikah?
Kalian
akan menghadapi masa sulit dimana harus menyamakan persepsi dua kepala atau
bahkan lebih, memikirkan bagaimana mengurus rumah tangga dengan baik,
merencanakan masa depan buah hati jika ingin segera memiliki momongan, dan
beberapa kerikil halus maupun tajam yang akan terjadi di tengah pernikahan itu.
Sudah
siapkah kalian untuk menghadapinya?
Sepertinya
bahasan tentang pernikahan sendiri akan sangat panjang, belum lagi lanjutan
pasca menikah. Jadi, pada post ini mungkin kita akan limit-kan bahasan pada persiapan pernikahan terlebih dahulu. Oke?
In
syaa Allah di lain waktu, aku akan berusaha untuk menulis kembali dan
melajutkan dengan tema yang sama. Ini tidak hanya ditujukan pada kalian yang
sudah berumur cukup, tapi untuk semua kalangan dari remaja yang masih belia,
yang baru saja mengenal rasanya jatuh cinta, hingga para orang tua yang mungkin
memiliki anak-anak yang dirasa cukup umur dan sebagainya untuk segera
dinikahkan.
Aku bukan
ingin menggurui disini, kita sama-sama belajar. Aku hanya menyampaikan apa yang
menjadi bagian dari keilmuan yang telah ku pelajari. Jika ada beberapa hal yang
perlu dikoreksi atau masukkan, jangan sungkan untuk berkomentar ya.
Maafkan
ya, intro terlalu panjang hehe :D
***
Mungkin
semua orang sudah banyak yang tahu apa itu arti menikah. Ya, salah satu bentuk
ibadah dalam sebuah ikatan suci dengan saksi bukan hanya manusia tetapi juga
Allah dan seluruh penduduk langit.
Di
era milenial saat ini, sungguh ironi s karena ternyata bertambahnya tahun,
bertambah pula angka perceraian yang terjadi Indonesia. Sejak tahun 2015, jumlah kasus sudah sebanyak
353.843 perceraian, Pada tahun 2016, diketahui sebanyak 365.654 kasus dan tahun
2017 terjadi sebanyak 374.516 kasus perceraian (menurut BPS, 2018).
See? Kalian bisa temukan
perubahan angka disana, dan itu meningkat di setiap tahunnya. Kenapa itu
terjadi? Banyak faktor yang bisa menyebabkannya, tetapi aku tidak akan
membahasnya disini karena akan terlalu panjang. Ini sedang tidak dalam masa
penelitian yang harus menjelaskan factor-faktor hehe, in syaa Allah mungkin di
lain kesempatan akan aku jelaskan lebih detail.
Oke,
kembali ke topik.
Itu
baru kasus perceraian, gimana dengan kasus pernikahan dini?
Sebelumnya,
pernikahan dini itu bukan acara nikahnya seorang wanita bernama Dini ya hehe
(maafkan namanya kesebut, bukan maksud ya), tetapi pernikahan yang terjadi
sebelum waktunya.
“Memang
ada yang menikah sebelum waktunya?”
Banyak
loh, mungkin kalian belum paham konsep menikah itu bagaimana.
Baiklah,
aku akan jelaskan terlebih dahulu.
Pernikahan (Perkawinan) menurut UU No.1 Tahun 1974
Pasal 7 hanya diizinkan bila pihak pria
telah mencapai usia 19 tahun dan
pihak wanita telah mencapai usia 16 tahun.
Itu
menurut hukum di Indonesia, kita kulik lagi dari segi kesehatan..
Usia
ideal perempuan untuk menikah adalah
19-25 tahun sementara laki-laki 25-28 tahun.
Mengapa?
Karena organ reproduksi untuk perempuan sudah berkembang dengan baik dan siap
untuk melahirkan keturunan secara fisik dan psikis. Sedangkan laki-laki sudah
siap secara fisik dan psikis untuk menopang kehidupan keluarga.
Dari
segi agama? Ini nih…
Menurut
banyak ulama, ialah bagi setiap
laki-laki dan perempuan yang telah melewati masa baligh dan sesuai
dengan ketentuan pada UU No.1 Tahun 1974 pasal 6 sampai 12.
Jadi,
itu beberapa klasifikasi pernikahan dalam berbagai sudut pandang.
Kamu
tahu? Di Indonesia, sebanyak 0,74% populasi
anak perempuan usia 10-17 tahun (menurut status perkawinan 2017) telah
berstatus menikah, sedangkan 0,05% telah cerai hidup maupun cerai mati (menurut
Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas BPS), 2017).
Banyak,
bukan? Nah, salah satu di antara banyaknya factor kegagalan berumah tangga
adalah karena belum matangnya seseorang yang hendak menikah. Termasuk dari segi
umur, biologis, dan psikisnya.
Duh, itu anak-anak aja statusnya sudah ganti. Hmm, author kapan nyusul yak? :'D hehe in syaa Allah doakan aku ya, sesegeranya. Kalo gak sabtu, ya minggu haha...
Duh, itu anak-anak aja statusnya sudah ganti. Hmm, author kapan nyusul yak? :'D hehe in syaa Allah doakan aku ya, sesegeranya. Kalo gak sabtu, ya minggu haha...
Sebelum
menikah, kalian harus tahu apa saja yang perlu dipersiapkan selain dari segi
umur ya. Baiklah, akan ku rangkum dalam
beberapa kalimat berikut.
Sebelum
itu, coba kalian pastikan sudah goal 5
checklist Mental dan 10 Checklist Finansial di bawah ini:
Checklist Mental
- Mampu beradaptasi dengan lingkungan baru
- Mengenali emosi diri sendiri dan pasangan
- Mampu resolusi konflik
- Orientasi pada pembelajaran diri
- Jelas jalur karier serta rencana berkeluarga
Checklist
Finansial
- Tabungan setelah menikah
- Diskusi mengenai kebiasaan dari masa kecil
- Pelajari keuangan masa lalu dan kini dari pasangan
- Tentukan untuk mempunyai rekening pribadi atau gabungan
- Tentukan pendapatan dan pengeluaran
- Tentukan peran (tanggung jawab) financial.
- Lakukan perjanjian “Prenup”
Prenup merupakan perjanjian yang
mengatur keberadaan dan kepemilikkan asset sebelum dan setelah menikah atau
pada saat perceraian.
- Tentukan tujuan keuangan bersama
- Implikasi terhadap pajak
- Rencanakan kepemilikkan asuransi atau dana darurat (Sumber: Finansialku.com)
Setelah
menulis seputar finansial, entah mengapa kok rasanya aku jadi kayak lulusan
ekonomi yak haha :D
Untuk
10 CL financial, mungkin bisa kalian pilih sesuai dengan keadaan kalian saat
itu.
Baiklah,
kita lanjutkan pada “apa saja sih yang
perlu diperhatikan dalam menantikan sebuah moment bersejarah?”. Berikut
ulasannya…
- Merasa diri sudah baik
- Mengetahui kriteria calon pasangan (pastikan sudah ada list calonnya, ya hehe)
- Usaha libatkan calon pasangan dalam setiap tahapan hidup
- Terbuka dalam berbicara mengenai financial (analisis)
- Mengetahui reaksi perasaan calon pasangan
- Usaha saling terbuka
- Tidak memikirkan masa lalu
- Tidak cemburu berlebihan
- Saling membicarakan tentang persiapan pernikahan kelak (Sumber: medcom.id)
Setelah
semua hal tersebut dilakukan, cobalah untuk diskusikan bersama calon pasangan persiapan pernikahan selanjutnya.
- Diskusi seputar cash flow kalian pasca menikah
- Tentukan pilihan tempat tinggal pasca menikah
- Jika menentukan tuk membeli rumah sendiri, maka pikirkan untuk mengisi rumah dengan perabotan rumah tangga yang diperlukan
- Pikirkan secara matang persiapan memiliki anak
- Rencanakan tentang biaya pendidikan anak kelak (kebutuhan mendatang)
- Diskusikan investasi apa yang kalian inginkan (dianjurkan)
- Diskusi cara mendidik anak yang paling efektif
- FIX! Ini yang wajib. Pastikan sudah mendapat restu Allah dan orang tua. (Sumber: idntimes.com)
Gimana,
sudah sampai pada tahap mana kalian dalam mempersiapkan diri dan pasangan untuk
melanjutkan hubungan ke jenjang serius?
Tak
perlu terburu-buru, yang penting semuanya terencana dengan baik dan matang.
Di
atas tadi ulasan dari segi umum, bagaimana dari segi agama (Islam) dan
kesehatan?
Kita
lanjut di post “Siapkah Menikah? Part 2” selanjutnya ya…
Baarakallaahu
fiikum.
Wassalamu’alaikum
wr wb.
Komentar
Posting Komentar